Like In Facebook

Thursday 25 February 2016

Cegah Anemia Datang dengan Makanan Penambah Darah

Makanan Penambah Darah Anemia

     Sering merasa lelah dan lemas? Besar kemungkinan anda mengalami kekurangan darah (Anemia). Penurunan sel darah merah (eritrosit) pada tubuh biasanya diakibatkan oleh kurangnya asupan zat besi yang cukup. Sehingga tubuh tidak bisa memproduksi hemoglobin yang cukup untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Dan apabila sel-sel tubuh kita tidak mendapatkan oksigen sudah pasti kita akan merasa lemas dan lelah.


     Jadi, adakah cara mencegah anemia? Tentu ada, yaitu dengan cara mengkonsumsi cukup zat besi.  Lalu, makanan apa saja yang dapat mencegah anemia? Berikut penjelasan tentang makanan penambah darah.


Jenis Makanan Penambah Darah



     Terdapat dua jenis sumber zat besi yang bisa kita dapatkan dari makanan yang kita konsumsi, yaitu heme (hewani) dan juga non-heme (nabati). Heme berasal dari hemoglobin yang terdapat di dalam makanan yang berasal dari hewan, seperti daging merah, ikan dan daging unggas. Kebalikan dari Heme, Non-heme biasanya terdapat di dalam makanan yang berasal dari tanaman (nabati) seperti sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian dan juga umbi-umbian.


     Dibandingkan dengan zat besi non-heme, zat besi heme lebih mudah diserap oleh sel-sel tubuh. Penyerapan zat besi juga dapat dibantu dengan makanan yang mengandung vitamin C yang tinggi yang banyak terkandung dalam sayur dan buah seperti jeruk, brokoli, mangga dan juga tomat.


     Agar tubuh tidak kekurangan darah, mulailah biasakan untuk mengkonsumsi makanan penambah darah yaitu yang tinggi zat besi, serta iringi dengan sayur dan buah yang kaya vitamin C. Berikut beberapa contoh makanan penambah darah tubuh yang paling ampuh.


1.   Daging unggas, seperti ayam dan bebek.
2.   Sereal.
3.   Sayuran hijau gelap, seperti bayam.
4.   Kacang-kacangan/biji-bijian.
5.   Daging merah, seperti daging kambing, sapi dan hati.
6.   Seafood, seperti sarden, tiram dan udang.



Makanan Penambah Darah Berdasarkan Usia



     Kebutuhan akan zat besi berbeda-beda berdasarkan umur seseorang. Selain jumlahnya, sumbernya juga sebaiknya tidak sembarangan. Agar penyerapan zat besi dapat maksimal, sangat disarankan mengkonsumsi zat besi dengan jumlah dan juga sumber yang tepat. Berikut penjelasannya.


Usia Bayi



1.   Hindari susu sapi karena susu sapi merupakan sumber zat besi yang tidak terlalu baik diberikan untuk bayi berumur dibawah satu tahun. Selain susu sapi, hindari juga susu kedelai dan kambing hingga bayi berusia diatas 1 tahun.
2.   Sumber terbaik zat besi untuk bayi di bawah satu tahun adalah ASI dan susu formula, serta sangat penting untuk mencegah bayi kekurangan darah (anemia).
3.   Apa bila bayi telah berusia diatas 6 tahun, sudah dapat diberikan makanan padat pendamping ASI atau sering disebut MPASI. Berikan bayi makanan yang mengandung vitamin C cukup tinggi agar penyerapan zat besi dapat ditingkatkan.
4.   Bayi memerlukan sekitar 11 mg zat besi per harinya.



Usia Balita dan Anak-Anak



1.   Pada balita atau anak-anal berikanlah daging rendah lemak atau sereal dan juga roti yang kaya akan zat besi.
2.   Penuhi juga asupan vitamin C-nya agar penyerapan zat besinya dapat terjamin.
3.   Anak-anak dengan usia antara 4-8 tahun membutuhkan sekitar 10 mg zat besi per hari, sedangkan anak berusia 9-13 tahun membutuhkan 8 mg setiap harinya.


Usia Dewasa



1.   Konsumsi zat besi dan vitamin C yang cukup.
2.   Remaja pria membutuhkan sekitar 11 mg zat besi, sedangkan pria dewasa membutuhkan 8 mg per harinya.
3.   Wanita yang telah mengalami menstruasi membutuhkan sekitar 18 mg zat besi setiap harinya hingga masa menstruasi-nya berhenti (menopause).



     Itulah penjelasan tentang cara mencegah anemia dengan makanan penambah darah. Terima kasih telah membaca artikel ini, baca juga : Cara Ampuh Merangsang Kecerdasan Anak saat Dalam Kandungan.

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar yang sopan.