Siapa yang tidak tahu cabai? Tumbuhan pedas ini merupakan tumbuhan yang sangat mudah di dapatkan di Indonesia. Apalagi banyak penduduk Indonesia yang menyukai rasa pedas. Bahkan, cabai termasuk kedalam enam jenis komoditas sayuran segar yang diekspor oleh Indonesia ke beberapa negara seperti Singapura dan Malaysia. Cabai juga termasuk kedalam tanaman yang menduduki urutan paling atas di antara 10 jenis sayuran komersial lain yang dibudidayakan di Indonesia.
Cabai merupakan tanaman perdu yang termasuk dalam genus Capsium dari suku Salanoceae dan merupakan sayuran buah semusim. Di Indonesia, terdapat dua buah jenis cabai yang terkenal, yaitu cabai besar (C. annum) dan cabai kecil (C. frustescens).
Menurut sejarah, awalnya sayuran ini dikonsumsi oleh suku Indian pada awal 7000 Sebelum Masehi. Bagi suku Indian, cabai termasuk tiga tanaman terpenting setelah ubi kayu dan jagung. Kemudian pada tahun 2500 Sebelum Masehi di Amerika Selatan, baru dilaporkan bahwa tumbuhan liar tersebut berasal dari daerah Ancon dan Huaca Prieta di Peru. Namun, banyak juga yang menyimpulkan bahwa cabai berasal dari Meksiko.
Penyebaran cabai ke luar daerah Amerika dilakukan oleh Columbus pada tahun 1492 yang membawa cabai ke daerah Eropa. Setelah itu, oleh bangsa Portugis, cabai diperkenalkan ke India pada taun 1542 dan mencapai Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Dilihat dari ukurannya, cabai memiliki ukuran yang berbeda-beda. Pada umumnya, cabai berbentuk memanjang dengan ukuran 1-30 cm. Cabai merah keriting panjangnya sekitar-2 cm, sedangkan cabai merah besar panjangnya sekitar 10-38 cm. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, sedangkan cabai yang sudah tua warnanya menjadi merah kecokelatan hingga merah tua menyala. Bentuk buahnya pun beragam, mulai dari yang panjang lurus, sampai yang berbentuk melintir.
Saat kita membelah cabai kita akan menemukan sebuah tangkai putih, bagian itulah yang mengandung zat capsaicin seperti minyak dan menyengat sel-sel pengecap pada lidah. Komposisi senyawa kimia pada cabai bervariasi tergantung pada varietas, umur, kondisi pertumbuhan hingga cara mengolahnya.
Kandungan Gizi Cabai
Banyaknya jenis-jenis cabai membuat banyak pula komposisi zat gizi yang terkandung dalam cabai. Berikut kandungan gizi pada cabai.
Kandungan
Gizi
|
Hijau Besar
|
Merah Besar
|
Rawit Segar
|
Kalori
|
23 kcal
|
31 kcal
|
103 kcal
|
Protein
|
0,7 g
|
1 g
|
4,7 g
|
Lemak
|
0,3 g
|
0,3 g
|
2,4 g
|
Karbohidrat
|
5,2 g
|
7,3 g
|
19,9 g
|
Kalsium
|
14 mg
|
29 mg
|
45 mg
|
Zat Besi
|
0,4 mg
|
0,5 mg
|
2,5 mg
|
Vitamin A
|
260 SI
|
470 SI
|
11.050 SI
|
Vitamin B1
|
0,1 mg
|
0,1 mg
|
1,2 mg
|
Vitamin C
|
84 mg
|
18 mg
|
70 mg
|
Air
|
93,4 g
|
90,9
|
71,2 g
|
Dengan nilai gizi yang sangat tinggi,
cabai memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai berikut.
Cabai Sebagai Anti Kanker
Penelitian yang dilakukan The American Association for Cancer Research menemukan manfaat dari capsaicin, yaitu membantu membunuh sel kanker prostat dengan menyebabkan terjadinya apoptosis. Studi di Jepang dan Cina juga menunjukkan bahwa capsaicin bisa menghambat pertumbuhan sel leukemia secara langsung. Selain capsaicin, zat aktif yang juga berperan sebagai zat anti kanker yang juga ditemukan pada cabai adalah lasparaginase.Cabai Sebagai Bakterisida dan Fungisida
Peran lain capsaicin adalah sebagai bakterisida dan fungisida yang bersifat penghambat yang spesifik. Bahkan, jenis minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, analgesik, sedatif, hemolitik, dan stimulan untuk obat sakit perutMencegah Penyumbatan Pembuluh Darah
Tak hanya itu, senyawa capsaicin juga besifat koagulan yang bisa mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Orang yang sering makan cabai memiliki kemungkinan penyumbatan pembuluh darah yang lebih kecil. Artinya, orang yang sering makan cabai memiliki kemungkinan lebih kecil terserang stroke, impotensi dan jantung koroner.Merangsang Metabolisme Tubuh
Berkaitan dengan mencegah penyumbatan pembuluh darah, capsaicin juga akan meningkatkan suhu tubuh sehingga merangsang metabolisme tubuh saat kita mengonsumsi cabai terutama cabai rawit dan cabai merah.Penghambat Mikroba
Belum cukup sampai disitu, cabai juga dapat dimanfaatkan untuk menghambat mikroba tertentu. Hal ini dikarenakan oleh kandungan berupa senyawa nutrisi seperti pantose, protein, selulosa, logam, lemak, resin dan minyak atsiri. Cabai yang termasuk ke dalam rempah-rempah ini memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi dan memiliki peran besar dalam menghambat mikroba.Koyo Alami
Selain sebagai pengobatan organ dalam, cabai juga berfungsi sebagai pengobatan organ luar. Zat yang berperan aktif dalam hal ini adalah capsicol. Zat ini dapat menggantikan fungsi minyak kayu putih sebagai pengurang rasa pegal-pegal, sakit gigi, gatal-gatal, sesak napas dan rematik.Terima kasih telah membaca artikel ini. Baca juga : Manfaat Rahasia di Balik Daun Sirsak.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar yang sopan.