Like In Facebook

Monday, 9 November 2015

Bau Mulut Gejala Suatu Penyakit?

Bau Mulut Gejala Suatu Penyakit


     Bau mulut sering menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari, terkadang membuat seseorang kehilangan rasa percaya diri dan konsentrasi saat berkomunikasi. Dalam kedokteran istilah dari bau mulut dikenal dengan istilah Halitosis. Halitosis merupakan masalah yang sering dialami banyak orang dan menjadi hal yang dianggap memalukan.
     Salah satu staf PNS Puskesmas Bantimurung, Maros, Drg Nining Yulianti Z Cangara mengatakan, Halitosis (bad breath, fetor ex ore, fetor oris) atau bau mulut bukanlah suatu penyakit  melainkan gejala dari suatu penyakit. “Halitosis bukanlah suatu yang baru, karena sering menjadi keluhan umum di antara orang dewasa dan sering menimbulkan masalah psikologis berupa rasa rendah diri” kata Drg Nining Yulianti Z Cangara.
     Nining melanjutkan, insiden halitosis akan meningkat seiring dengan meningkatnya umur. “Atau bahkan saat puasa, serta waktu-waktu aktivitas pada pagi, siang ataupun malam hari yang merupakan keadaan fisiologis, di mana setiap orang berpotensi untuk mengalami bau mulut” lanjut Nining.
     Ia menjelaskan halitosis merupakan suatu tanda atau gejala yang menunjukkan adanya penyakit peridontitis atau peradangan pada jaringan periodontal. “Halitosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari yang berasal dari rongga mulut dan di luar dari rongga mulut. Kolonisasi atau kumpulan bakteri yang terdapat di lidah, poket dan permukaan gigi serta sisa makanan merupakan penyebab utama dari halitosis” jelas Nining.
     Selain itu, Nining menguraikan adanya penyakit dari saluran pernapasan, hidung, tonsil, sinus dan paru-paru, penyakit pada saluran pencernaan, penyakit sistemik seperti diabetes, dapat juga menimbulkan bau mulut. “Hal lain yang bisa menyebabkan bau mulut adalah faktor emosi seperti stres. Namun faktor penyebab utama dari halitosis bersumber dari rongga mulut” urai nya.
     Salah satu dari gejala atau tanda klinis yang menyertai penyakit periodontal atau penyakit pada gusi adalah halitosis. “Bau tersebut berasal dari nanah, darah, kalkulus atau kurangnya gigi yang melekat pada gigi diatas dan dibawah gusi” ungkapnya.
     Nining memaparkan lidah mempunyai peranan yang penting dalam terjadinya infeksi rongga mulut, terutama pada kasus halitosis. “Sebagian besar kasus halitosis yang berasal dari rongga mulut merupakan hasil dari metabolisme bakteri yang terdapat di dorsum belakang lidah.
     Permukaan lidah dapat tertutup oleh plak yang berasal dari sisa-sisa makanan terutama pada bagian belakang lidah, hal ini disebabkan karena permukaan papil-papil lidah menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar sehingga memberikan tempat yang baik bagi pertumbuhan mikro organisme dari sisa-sisa makanan.
     Banyaknya penumpukan dari sisa-sisa makanan yang terakumulasi pada lidah seseorang dapat menunjukkan jumlah bakteri anaerob yang ada. Bakteri anaerob yang ada di dalam rongga mulut  dapat bereaksi dengan bahan yang ada di dalam mulut, khususnya protein membentuk suatu gas atau senyawa sulfur yang mudah menguap atau Volatile Sulfur Compounds (VSC). Senyawa gas sulfur ini merupakan komponen utama dari halitosis yang terdiri dari gas hidrogen sulfida (H2S) dan metil merkaptan (CH3SH).
     Untuk itu, dia menyarankan perlunya dilakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap penyakit periodontal serta pembersihan karang gigi. Pembersihan lidah sangatlah penting, karena permukaan dorsal atau belakang lidah adalah tempat utama bagi pertumbuhan mikroorganisme, khususnya bakteri anaerob.

     Terima kasih telah membaca artikel ini. Baca juga : 10 Makanan yang Membuat Tidur Nyenyak.

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar yang sopan.